Notifications
General

Sultan HB X Ingatkan Pemda DIY Mulai Hemat Tapi Layanan Publik Tetap Jalan


DIY harus putar otak setelah Danais dipangkas separuh dari Rp1 triliun jadi Rp500 miliar pada 2026. Pemda dituntut gesit memilih prioritas agar program inti tetap jalan meski dompet daerah makin tipis dan opsi pendanaan makin terbatas.

Ringkasan Artikel:
  • Danais DIY dipangkas separuh bikin Pemda harus fokus ke program inti.
  • Sultan HB X bilang semua program tetap jalan tapi skalanya diperkecil.
  • DPRD usul proyek jalan vital dialihkan ke skema Inpres Jalan Daerah.
  • Sektor budaya kena potongan terbesar hingga ratusan miliar.
  • Pemda optimis dengan efisiensi dan kolaborasi lintas lembaga.
Paniradya Pati Keistimewaan DIY Aris Eko Nugroho bilang program wajib tetap aman. Akademi komunitas, Jogoboro, Jogomargo, internet publik, dan beasiswa miskin masih jalan. Sementara yang tidak terlalu urgent siap diparkir dulu agar anggaran tidak jebol.

Sultan HB X juga angkat suara. Ia bilang semua program tetap lanjut tapi skalanya diperkecil. Hemat dan efisien jadi mantra baru, supaya pelayanan masyarakat tidak macet meski dana dipangkas. Prinsipnya lebih ke prioritas, bukan berhenti total.

Alternatif pendanaan pun digodok. DPRD DIY lewat anggota Anton Prabu Semendawai usul jalan strategis Prambanan Gayamharjo dialihkan ke skema Instruksi Presiden Jalan Daerah. Jalan ini dianggap vital karena membuka akses Sleman Gunungkidul dan KSPN.

Anggota Komisi A DPRD DIY, Stevanus Christian Handoko makin serius dengan sebut pemotongan Rp200 miliar tahun ini sudah bikin banyak sektor megap. Ia dorong CSR dan BUMN digarap jadi sumber baru biar proyek strategis tidak ikut tumbang.

Efek domino mulai terasa. Program padat karya turun jatah dari Rp150 juta jadi Rp120 juta per kelurahan. Proyek becak alternatif ditunda. Bidang kebudayaan kena paling parah dengan potongan Rp135,5 miliar disusul tata ruang dan pertanahan.

Meski anggaran mepet, Pemda tetap optimis. Efisiensi internal dijalankan tanpa mengorbankan layanan publik. Anggaran digeser ke pos yang lebih penting agar kinerja tetap stabil. Adaptasi ini jadi bukti DIY tidak gampang patah menghadapi krisis.

Strategi menengah pun disiapkan. Pemda gandeng UPT Kemendikdasmen untuk program pendidikan prioritas 2025. Di sektor kesehatan koordinasi lintas lembaga dipakai buat hadapi antraks. Kolaborasi jadi kunci supaya sumber daya terbatas lebih maksimal.

Harapan ke depan pemangkasan ini cuma sementara. Stevanus bilang total pemotongan sejak 2024 sudah Rp420 miliar lebih. Dengan serapan anggaran selalu di atas 98 persen, Pemda berharap pusat sadar kalau DIY sudah terbukti disiplin dan layak diberi kepercayaan penuh.
Post a Comment
Scroll to top